Bab I
Tinjauan Ilmu Budaya Dasar
Pendahuluan
A. Ilmu Budaya Dasar
Istilah Ilmu Budaya Dasar dikembangkan pertama kali di Indonesia sebagai
pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa
Inggris the Humanities, yang berasal dari bahasa latin humnus yang
artinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities
diharapkan manusia akan menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan
lebih halus.
Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan
nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar
manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the
humanities namun tidak meninggalkan tanggung jawabnya sebagai manusia
itu sendiri.
Ilmu budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Pengetahuan budaya
mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya (homo
humanus), Sedangkan ilmu budaya dasar, ilmu tentang pengetahuan dasar
dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk
mengkaji masalah-masalah manusia dan budaya.
Latar belakang ilmu budaya dasar dalam konteks budaya, negara, dan
masyarakat Indonesia berkaitan dengan permasalahan sebagai berikut:
• Kenyataan bahwa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa, dan
segala keanekaragaman budaya yang tercermin dalam berbagai aspek
kebudayaannya, yang biasanya tidak lepas dari ikatan-ikatan (primodial)
kesukuan dan kedaerahan.
• Proses pembangunan dampak positif dan negatif berupa terjadinya
perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya
mental manusiapun terkena pengaruhnya. Akibat lebih jauh dari
pembenturan nilai budaya ini akan timbul konflik dalam kehidupan.
• Kemajuan ilmu pengetahuan dalam teknologi menimbulkan perubahan
kondisi kehidupan manusia, menimbulkan konflik dengan tata nilai
budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang telah
diciptakannya. Hal ini merupakan akibat sifat ambivalen teknologi, yang
disamping memiliki segi-segi positifnya, juga memiliki segi negatif
akibat dampak negatif teknologi, manusia kini menjadi resah dan gelisah.
B. Pengertian Ilmu Budaya Dasar
Secara sederhana Ilmu Budaya Dasar adalah ilmu tentang pengetahuan dasar
dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk
mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Istilah Ilmu Budaya
Dasar dikembangkan pertama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah
basic Humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the
Humanities”. Adapun istilah Humanities itu sendiri berasal dari bahasa
latin humanus yang astinya manusia, berbudaya, dan halus. Dengan
demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan
nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar
manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the
humanities namun tidak meninggalkan tanggung jawabnya sebagai manusia
itu sendiri.
Untuk mengetahui bahwa ilmu budaya dasar termasuk kelompok pengetahuan
budaya lebih dahulu perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof
Dr.Harsya Bactiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan
dalam tiga kelompok besar yaitu :
1. Ilmu-ilmu Alamiah ( natural scince )
Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang
terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode
ilmiah. Caranya dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai
keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu
kualitas. Hasil analisis ini kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini
lalu dibuat prediksi. Hasil penelitian 100% benar dan 100% salah. Yang
termasuk kelompok ilmu-ilmu alamiah antara lain astronomi, fisika,
kimia, biologi, kedokteran, mekanika.
2. Ilmu-ilmu Sosial ( social scince )
Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang
terdapat dalam hubungan antara manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan
metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tapi hasil
penelitiannya tidak 100% benar, hanya mendekati kebenaran. Sebabnya
ialah keteraturan dalam hubungan antara manusia ini tidak dapat berubah
dari saat ke saat. Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu sosial antara lain
ilmu ekonomi, sosiologi, politik, demografi, antropologi sosial,
sosiologi hukum, dan sebagainya.
3. Pengetahuan Budaya ( the humanities )
Pengetahuan Budaya bertujuan untuk memahami dan mencari arti
kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini
digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan
kenyataan-kenyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti.
Pengetahuan budaya (the humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang
mencakup keahlian (disiplin) seni dan filsafat. Keahlian inipun dapat
dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai hiding keahlian lain, seperti seni
tari, seni rupa, seni musik,dan lain-lain. Sedangkan ilmu budaya dasar
(Basic Humanities) adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang
dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Dengan perkataan lain, Ilmu Budaya Dasar menggunakan
pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan
budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran serta kepekaan dalam
mengkaji masalah masalah manusia dan kebudayaan.
Ilmu Budaya Dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya dasar
dalam bahasa Inggris disebut basic humanities. Pengetahuan budaya dalam
bahasa Inggris disebut dengan istilah the humanities. Pengetahuan budaya
mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya (homo
humanus), Sedangkan ilmu budaya dasar, ilmu tentang pengetahuan dasar
dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk
mengkaji masalah-masalah manusia dan budaya.
C. Tujuan Ilmu Budaya Dasar antara lain :
• Menajamkan Kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga
lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, terutama untuk
kepentingan profesi mereka.
• Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka
tentang masalah kemanusiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis
mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua masalah
tersebut.
• Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai calon pemimpin bangsa dan negara
serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing, tidak jatuh ke dalam
sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat.
• Mengusahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain.
D. Ruang Lingkup Budaya Dasar Ilmu Budaya Dasar :
• Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah
kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan
pengetahuan budaya (the humanities), baik dari segi masing-masing
keahlian (disiplin) didalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan
(antar bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya
• Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka
ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing jaman dan tempat.
Pokok Bahasan yang dikembangkan :
• Manusia dan cinta kasih
• Manusia dan keindahan
• Manusia dan keadilan
• Manusia dan pandangan hidup
• Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian
• Manusia dan kegelisahan
• Manusia dan harapan
Bab II
Manusia dan Kebudayaan
1. PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Pengertian kebudayaan adalah suatu cara hidup yang berkembang dimana
yang dimiliki oleh bersama oleh suatu kelompok yang diwariskan dalam
suatu kelompok hidup masyarakat budaya besifat kompleks,abstrak, dan
luas. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat budaya sudah
turun temurn dari generasi pertama sampai generasi sekarang yang
didalamnya terkandung pengetahuan dalam bahasa inggris kebudayaan
disebut dengan culture bias diartikan juga sebagai mengolah tanh atau
berani
Bahasa, sebagaimanajuga budaya merupakan bagian tak terpisahkan dari
diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan
secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan
orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya,
membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Beberapa alasan mengapa orang
mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain
terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit
nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung
pandangan atas keistimewaannya sendiri. Citra yang memaksa itu mengambil
bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti individualisme
kasar di Amerika, keselarasan individu dengan alam di Jepang dan
kepatuhan kolektif di Cina.
1. KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri
atau individu, manusia membutuhkan makhluk sesama untuk bias
berinteraksi dan bertahan hidup. Hal tersebut memang ada dan dianut oleh
masyarakat terutama pada bangsa timur rasa kuat yang kebersamaan bias
dibilang demikian segala sesuatu yang ada dimasyarakat ditentukan adaya
kebersamaan karena seperti yang kita tahu bahwa Indonesia memiliki
banyak sekali suku sehingga dengan sudah sangat pasti kebudayaannya pun
berbeda.
Menurut saya kepribadian bangsa timur merupakan sosok yang patut di
contoh dalam segala hal. Itu bisa dilihat dari cara berbicara, cara
berpakaian, cara berpikir. Contohnya saat mereka menyapa orangtua,
mereka dengan sopan dan memperlakukan dengan baik dan sopan santun.
1. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Unsur kebudayaan meliputi:
• Unsur peralatan dan peralatan hidup, seperti rumah, pakaian kendaraan dan lain-lain
• Unsur mata pencaharian / sistem ekonomi
• Unsur sistem kemasyarakatan, yang meliputi hukum, perkawinan, dll
• Unsur bahasa yang baik lisan maupun tulisan yang berfungsi sebagai alat komunikasi
• Unsur agama
• Dll
D. WUJUD KEBUDAYAAN.
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
• Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan
ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya
yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud
kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga
masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu
dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam
karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat
tersebut.
• Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari
manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan
sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas
manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul
dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat
tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari,
dan dapat diamati dan didokumentasikan.
• Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,
perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda
atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya
paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan
kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa
dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud
kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas)
dan karya (artefak) manusia.
1. ORIENTASI NILAI KEBUDAYAAN
Orientasi nilai kebudayaan meliputi:
• Bahasa
• Realigi
• Sosial budaya
• Dll
Nilai-nilai kebudayaan sebenarnya masih banyak jika kita menjelajahi
seluruh dunia. Terkadang kita tak menyadari kalau masih banyak
kebudayaan-kebudayaan yang belum pernah kita lihat, maka dari itu kita
harus melestarikan budaya sendiri.
1. PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Kebudayaan jaman sekarang mulai banyak berubah seiring dengan waktu.
Perubahan kebudayaan mulai tercemar akibat Negara barat dan
bangsa-bangsa eropa
Faktor yang mengalami perubahan budaya:
• Teknologi
• Trend pakaian
• Agama
• Dll
1. KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Manusia selalu berkaitan dengan adanya budaya. Contohnya seperti tarian
dan bahkan pemujaan2 dalam beragama pastinya berkaitan dengan budaya.
Budaya terlahir karena manusia ingin menunjukkan eksistensi kepada
dengan menunjukkan keindahan secara natural. Keterkaitan ini diturunkan
selama turun temurun tanpa secara ketidaksengajaan. Makanya perlu ada
kelestariaan budaya secara padu agar budaya tak lekas hilang dari waktu.
Bab III
Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam Kesusastraan
Ilmu Budaya Dasar secara sederhana adalah pengetahuan yang diharapkan
mampu memberikan pengetahuan dasar dan umum tentang konsep-konsep yang
dikembangkan untuk mengkaji masalah manusia dan kebudayaan . Suatu karya
dapat saja mengungkapkan lebih dari satu masalah, sehingga ilmu budaya
dasar bukan ilmu sastra, ilmu filsafat ataupun ilmu tari yang terdapat
dalam pengetahuan budaya, tetapi ilmu budaya dasar menggunakan karya
yang terdapat dalam pengetahuan budaya untuk .
Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk
berbudaya (homo humanus). Sedangkan ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang
budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum
tentang konsep-konsep.
• Pokok-pokok yang terkandung dari beberapa devinisi kebudayaan
1. Kebudayaan yang terdapat antara umat manusia sangat beragam
2. Kebudayaan didapat dan diteruskan melalui pelajaran
3. Kebudayaan terjabarkan dari komponen-komponen biologi, psikologi dan sosiologi
4. Kebudayaan berstruktur dan terbagi dalam aspek-aspek kesenian, bahasa, adat istiadat,
budaya daerah dan budaya nasional
• Ilmu Budaya Dasar Merupakan Pengetahuan Tentang Perilaku Dasar-Dasar Dari Manusia. Unsur-unsur kebudayaan
1. Sistem Religi/ Kepercayaan
2. Sistem organisasi kemasyarakatan
3. Ilmu Pengetahuan
4. Bahasa dan kesenian
5. Mata pencaharian hidup
6. Peralatan dan teknologi
Karya sastra adalah penjabaran abstraksi,namun filsafat yang
menggunakan bahasa juga disebut abstrasi. Maka abstrak adalah cinta
kasih,kebahagian,kebebasan dan lainnya yang digarap oleh filsafat. Dalam
kesusastraan IBD dapat dihubungkan …
meliputi: Bahasa, Agama, Kesusastraan, Kesenian dll. Mengikuti pembagian
ilmu pengetahuan seperti tersebut diatas maka Ilmu Sosial Dasar dan
Ilmu Budaya Dasar adalah satuan pengetahuan yang dikembangkan sebagai
usaha pendidikan. Konsep-konsep social dibatasi pada konsep dasar atau
elementer saja yang sangat diperlukan utntuk mempelajari masala-masalah
social yang dibahas dalam ilmu pengetahuan sosial, contohnya:
Keanekaragaman dan konsep kesatuan sosial bertolak .
Tanpa ada maksud menciptakan dikotomi dalam kesusastraan, ada perbedaan
antara literatur biasa dengan sastra. Sastra memiliki sense of love yang
lebih representatif. Sebagai contoh, literatur ekonomi dapat saja
mencatat angka-angka … Ada benang merah yang menyatukan konsep
kebudayaan kita. Tidak heran apabila para pendiri bangsa mampu melebur
diri dalam Bhineka Tunggal Ika. Kearifan budaya lokal masih kuat.
• Pendekatan Pada Bidang Kesusastraan
Sastra berasal dari kata castra berarti tulisan. Dari makna asalnya
dulu, sastra meliputi segala bentuk dan macam tulisan yang ditulis oleh
manusia, seperti catatan ilmu pengetahuan, kitab-kitab suci,
surat-surat, undang-undang, dan sebagainya.
Sastra dalam arti khusus yang kita gunakan dalam konteks kebudayaan,
adalah ekspresi gagasan dan perasaan manusia. Jadi, pengertian sastra
sebagai hasil budaya dapat diartikan sebagai bentuk upaya manusia untuk
mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang lahir dari perasaan dan
pemikirannya.
Ilmu budaya dasar yang nama sebenarnya adalah Basic Humanities, yaitu
berasal dari bahasa Inggris yakni the humanities. Istilah ini berasal
pula dari bahasa latin Humanus yang artinya manusiawi, berbudaya dan
halus.
Seni sangat berkaitan erat dengan masalah kemanusiaan. Karena seni
adalah ekspresi yang bersifat tidak normatif, menjadikan seni lebih
mudah berkomunikasi. Oleh sebab itu nilai-nilai yang disampaikannya
lebih fleksibel, baik isinya maupun cara penyampaiannya. Sebab masalah
kemanusiaan merupakan masalah yang sangat penting, yang perlu
diperhatikan pula oleh mahasiswa.
Tujuan utama mata kuliah ini adalah supaya mahasiswa diharapkan dapat menjadi homo humanus yang lebih baik.
• Nilai-nilai Kemanusiaan Dalam Prosa Fiksi
Sebagai bagian dari seni, yang lebih menekankan pada cerita. Mau tidak
mau karya sastra ini langsung atau tidak langsung membawa moral, pesan
atau cerita. Dengan kata lain dalam Prosa Fiksi mengandungg beberapa
nilai yakni
1. Memberikan kesenangan
2. Memberikan informasi
3. Memberikan warisan cultural
4. Memberikan keseimbangan wawasan
• Ilmu Budaya Dasar Yang Berhubungan dengan Puisi
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa puisi merupakan bagian dari seni
sastra, sedangkan sastra merupakan bagian dari kesenian, dan kesenian
adalah unsure dari kebudayaan. Sehingga Puisi dapat diartikan ekspresi
pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam dan Tuhan
melalui media bahasa yang artistik/estetik yang secara padu dan utuh
dipadatkan kata-katanya.
Kepuitisan, keartistikan atau keestetikaan bahsa puisi disebabkan oleh
kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan
1. Figura bahasa
2. Kata-kata yang ambiguitas
3. Kata-kata yang berjiwa
4. Kata-kata yang konotatif
5. Pengulangan
Adapun tujuan penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah sebagai berikut :
1. Makna hubungan puisi dengan pengalaman hidup
Penyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut “pengalaman
perwakilan”. Yang artinya manusia senantiasa ingin selalu memiliki salah
ssatu kebutuhan dasarnya untuk lebih menghidupkan pengalaman hidupnya
dari sekedar kumpalan pengalaman langsung yang terbatas. Dengan
pengalaman perwakilan itu puisi dapat memberikan kepada para mahasiswa
memiliki kesadaran yang penting untuk dapat melihat dan mengerti banyak
tentang dirinya sendiri dan tentang masyarakat.
2. Puisi dengan kesadaran individual
Dengan membaca puisi mahasiswa dapat diajak untuk berfikir menurut hati nurani, baik untuk orang lain maupun diri sendiri.
3. Puisi dengan keinsafan social
Dalam puisi syarat dengan masalah sosial, yang terlibat dalam issue dan problem sosial. Yaitu bisa berupa :
- Penderitaan
- Perjuangan
- Konflik
- Pemberontakan terhadap hukum Tuhan
Puisi-puisi umumnya sarat akan nilai-nilai etika,
estetika dan juga kemanusiaan. Salah satu nilai kemanusiaan yang banyak
mewarnai puisi-puisi adalah cinta kasih.
Contohnya dalam puisi Rendra dengan judul “Episode” misalnya, melukiskan
betapa kemesraan cinta begitu merasuk kedalam jiwa dua sejoli
muda-mudi yang menjalin ikatan cinta. Ataupun contoh lainnya Puisi Amir
Hamzah denga judul “Padamu Jua” yang isinya merupakan ratapan hati yang
hancur luluh karena tali cintanya yang telah begitu mesra dengan sorang
gadis jawa direnggut dan diputuskan oleh ayahnya, yang menjodohkan
dengan gadis pilihan ayahnya yang masih terbilang kemenakannya sendiri.
Bab IV
Manusia dan Cinta Kasih
A. Pengertian Cinta Kasih
Cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau rasa sayang (kepada),
ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya, sedangkan kasih
artinya perasaan sayang atau cinta atau menaruh belas kasihan. Maka
cinta kasih adalah perasan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai
dengan menaruh belas kasihan.
B. Cinta Menurut Ajaran Agama
• Cinta Diri
Cinta diri erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri. Manusia senang
untuk tetap hidup, mengembangkan potensi dirinya, dan mengaktualisasikan
diri.
• Cinta Sesama Manusia
Agar manusia dapat hidup dengan keserasian dan keharmonisan dengan
manusia lainnya, tidak boleh membatasi cintanya pada diri sendiri dan
egoismenya.
• Cinta Seksual
Cinta erat kaitannya dengan hubungan seksual. Sebab ialah yang bekerja
dalam melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerjasama antara suami
istri, dan untuk melahirkan keturunan.
• Cinta Kebapakan
Antara ayah dan anak tidak terjalin oleh ikatan fisiologis seperti ibu
dan anak, maka ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukan
dorongan fisiologis, tapi dorongan psikis. Dorongan ini Nampak jelas
dalam cinta bapak dan anak, karena mereka sumber kesenangan dan
kegembiraan, kekuatan dan kebanggaan, dan merupakan factor penting bagi
kelangsungan peran bapak dan kehidupannya dan tetap terkenangnya dia
setelah meninggal dunia.
• Cinta Kepada Tuhan
Puncak cinta manusia yang paling bening, jernih, dan spiritual ialah cinta kepada Allah dan kerinduaan kepada-Nya.
C. Kasih Sayang
Pengertian kasih sayang adalah perasaan sayang, perasaan cinta, atau
perasaan suka kepada seseorang. Kasih sayang, dasar komunikasi dalam
keluarga. Adanya komunikasi ini mempengaruhi kehidupan si anak dalam
masyarakat. Orang tua dalam memberikan kasih sayangnya bermacam-macam
demikian juga sebaliknya, seperti berikut :
1. Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat pasif.
2. Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat aktif.
3. Orang tua bersifat pasif, anak bersifat pasif.
4. Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat aktif.
D. Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata mesra, yang artinya perasaan simpati yang
akrab. Kemesraan ialah hubungan yang akrab antara pria dan wanita yang
sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga.
E. Pemujaan
Pemujaan adalah satu diantara manifestasi cinta kepada Tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual.
Bab V
Manusia dan Keindahan
Manusia Dan Keindahan
Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang,
hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi
kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus
benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika,
sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah “kecantikan yang ideal”
adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan
dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Menurut cakupannya, orang harus membedakan antara keindahan
sebagai kualitas abstrak dan sebagai sebuah benda yang indah. Untuk
membedakan kedua hal ini, dalam bahasa inggris sering digunakan istilah
“Beauty” (keindahan) dan “The Beautiful” (benda atau hal yang indah).
Selain itu menurut luasnya juga dibedakan pengertian :
a. Keindahan dalam arti luas
Keindahan dalam arti luas meliputi keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan keindahan intelektual.
b. Keindahan dalam arti setetik murni
Keindahan dalam arti setetik murni menyangkut pengalaman estetik
seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
c. Keindahan dalam arti terbatas
Keindahan dalam arti terbatas adalah yang menyangkut benda-benda yang
dapat diserap dengan penglihatan, yaitu berupa keindahan bentuk dan
warna.
Dengan panca indera kita setiap saat menikmati keindahan dan berusaha
menciptakan atau berbuat memperindah agar lebih menarik, mempesona dan
menyenangkan bagi yang melihatnya. Semua itu menunjukkan bahwa setiap
manusia mencintai keindahan.
Pada saat bercinta, setiap isan ingin bahkan bergelora hatinya untuk
menciptakan keindahan misalnya dalam bentuk puisi, lukisan, rangkaian
bunga atau apa saja yang dapat diciptakannya. Wajarlah kalau cintai itu
kuat sekali membangkitkan daya kreativitas para seniman untuk
menciptakan keindahan.
Keindahan adalah identik dengan keindahan. Keindahan adalah kebenaran,
dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu
abadi dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tidak
mengandung kebenaran tidak indah misalnya tiruan lukisan monalisa tidak
indah karena dasarnya tidak benar.
Menurut The Liang Gie pengertian keindahan dianggap salah satu jenis
nilai (nilai estetik) yakni nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu
yang tecakup dalam pengertian keindahan. Bahwa setiap yang berkaitan
dengan pengertian keindahan melalui penampilannya dan penghayatan
penghayatan maka setidak-tidaknya akan menemukan penggolongan nilai
terpenting yaitu nilai ekstrinsik dan nilai intrinsic.
Nilai ekstrinsik yaitu nilai yang sifatnya baik sebagai alat untuk
membantu sesuatu hal sedangkan nilai intrinsic adalah sifat baik yang
terkandung didalam atau apa yang merupakan tujuan dari sifat baik
tersebut.
Keserasian merupakan bagaian atau yang dapat mewujudkan keindahan.
Keserasian mengandung unsure pengertian, perpaduan, pertentangan, ukuran
dan seimbang. Misalnya orang dalam berpakaian memperhatikan antara
kulit dan warna yang disukai cocok, warna kulitnya hitam tidak cocok
kelihatannya apabila ia memakai warna hijau. Warna hijau cocok untuk
orang yang berkulit langsat.
Bertolak dari keserasian, pada dasarnya keindahan itu adalah sejumlah
kualitas yang paling sering disebut suatu kesatuan (unity), keselarasan
(harmony), kesetangkupan (simetry), keseimbangan (balance) dan
pertentangan (contrast). Keindahan juga tersusun dari berbagai
keselarasan dan pertentangan dari garis, warna, bentuk, nada dan
kata-kata.
Kehalusan dalam pengertian keindahan bagi manusia dimaksudkan sebagai
sikap lembut dalam menghadapi orang lain. Lembut dalam mengucapkan
kata-kata, lembut dalam roman muka, lembut dalam sikap anggota badan
lainnya. Hal ini berarti menyangkut kesopanan atau keadaban dari sikap
manusia dalam pergaulannya baik masyarakat kecil maupun dalam masyarakat
luas.
Menurut Alex Ganur dalam bukunya yang berjudul etika bahwa unsur-unsur
dan bagian yang dapat melahirkan sikap halus atau kasar adalah :
a. Anggota badan, bahwa anggota badan yang melahirkan sikap kehalusan
atau kasar seperti kaki, tangan, kepala, bahu, mulut, bibir, mata dan
roman muka. Orang yang kesadaran etisnya tinggi, sikap-sikap kakinya
dikendalikan sebaik-baiknya untuk tidak mengganggu atau merugikan orang
lain.
b. Bahasa, orang yang kesadaran etisnya tinggi bisa memilih kata-kata
yang sopan, penyusunannya juga teratur, serta pandai mengatur dan
mengendalikan nada, irama dan alun suara dalam mengucapkan isi hati,
keinginan dan buah pikirannya.
c. Bagian-bagian rohani, melahirkan sikap yaitu pikiran, perasaan dan
kemauan (cipta, rasa dan karsa). setiap tindakan dan perbuatan timbul
karena adanya kemauan. Dengan adanya kemauan, manusia dapat menentukan
pilihan berbuat atau tidak berbuat sesuatu baik berbuat baik atau tidak
berbuat baik.
Ketiga unsur rohaniah diatas merupakan jalinan yang kuat sekali dan yang
membuat orang dinamis. Dengan pikiran, manusia dapat mengendalikan
keauan dan perasaannya. Hal ini berarti dapat mengendalikan tingkah
lakunya sesuai dengan rasionya. Demikian pula perasaan halus akan
melahirkan jalan pikirannya sehingga dapat melahirkan pikiran yang
bijaksana atau akal yang sehat.
Agar didalam pergaulan terjadi kehalusan dan kelembutan maka hendaklah
hubungan itu dilakukan harus berdasarkan prinsip-prinsip :
• Cinta kasih
• Keadilan
• Kejujuran
• Keloyalan
• Kesetiaan
Apabila hal-hal diatas dipegang teguh dan sebagai dasar pergaulan maka
akan selalu ditemui kehalusan atau kelembutan, kedamaian, kebahagiaan
dan ketenangan.
Kehalusan dalam karya seni sangat menentukan untuk perwujudan
kehindahannya. karya seni sebagai hasil ciptaan manusia, mempunyai
nilai-nilai tertentu untuk memuaskan sesuatu keinginan manusia.
Dilihat dari mediumnya, maka suatu karya seni mempunyai :
a. Nilai inderawi (sensous value), bahwa dengan nilai ini pengamat
memperoleh kepuasan lewat ciri-ciri inderawi hasil seni seperti
warna-warna yang terpancar dari suatu lukisan atau kata-kata yang indah
terdengar dalam suatu deklamasi saja.
b. Nilai formal (formal value), yang membuat sipengamat menghargai atau mengagumi bentuk karya seni tersebut.
c. Nilai Pengetahuan (cognitive value), bahwa dengan penghayatan seni
membuat orang sadar akan realita subjektif, pengalaman intern dan
perasaannya.
d. Nilai kehidupan (life value), melalui karya seni berbagai nilai
kehidupan diteruskan, seperti ide, thema, atau dalil keadilan yang
terselip didalam karya seni itu sendiri. Bahkan terhadap kehidupan
pribadi, seseorang itu mampu merasa dan menilai secara halus karya seni
yang dihayatinya sehingga dalam hal ini dapatlah dikatakan bahwa seni
untuk seni.
2. Hubungan Manusia dan Keindahan
Manusia dan keindahan memang tak bisa dipisahkan sehingga diperlukan
pelestarian bentuk keindahan yang dituangkan dalam berbagai bentuk
kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya
manjadi bagian dari kebudayaannya yang dapat dibanggakan dan
mudah-mudahan terlepas dari unsur politik. Kawasan keindahan bagi
manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula
dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu
keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian hidup
manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat menikmati keindahan.
Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan merupakan kebenaran dan
kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu
abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tidak
mengandung kebenaran berarti tidak indah. Karena itu tiruan lukisan
Monalisa tidak indah, karena dasarnya tidak benar. Sudah tentu kebenaran
disini bukan kebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep seni.
Dalam seni, seni berusaha memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai
obyek yang diungkapkan.
Manusia menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman
keindahan. Pengalaman keindahan biasanya bersifat terlihat (visual)
atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang
tersebut.
keindahan tersebut pada dasarnya adalah almiah. Alam itu ciptaan Tuhan.
Alamiah itu adalah wajar tidak berlebihan dan tidak kurang. Konsep
keindahan itu sendiri sangatlah abstrak ia identik dengan kebenaran.
Batas keindahan akan behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan pada
keindahan itu sendiri. Keindahan mempunyai daya tarik yang selalu
bertambah, sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai
daya tarik. Orang yang mempunyai konsep keindahan adalah orang yang
mampu berimajinasi, rajin dan kreatif dalam menghubungkan benda satu
dengan yang lainya. Dengan kata lain imajinasi merupakan proses
menghubungkan suatu benda dengan benda lain sebagai objek imajinasi.
Demikian pula kata indah diterapkan untuk persatuan orang-orang yang
beriman, para nabi, orang yang menghargai kebenaran dalam agama, kata
dan perbuatan serta orang –orang yang saleh merupakan persahabatan yang
paling indah.
Jadi keindahan mempunyai dimensi interaksi yang sangat luas baik
hubungan manusia dengan benda, manusia dengan manusia, manusia dengan
Tuhan, dan bagi orang itu sendiri yang melakukan interaksi.
Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu
dan dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman
atau kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia, mengenai kemerosotan
moral, mengenai perubahan nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai
keagungan Tuhan, dan banyak lagi lainnya. Tujuannya tentu saja dilihat
dari segi nilai kehidupan manusia, martabat manusia, kegunaan bagi
manusia secara kodrati.
Ada beberapa alasan mengapa manusia menciptakan keindahan, yaitu sebagai berikut:
1) Tata nilai yang telah usang
Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai
lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan
dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, misalnya kawin paksa,
pingitan, derajad wanita lebih rendah dari derajad laki-laki. Tata nilai
semacam ini dipandang sebagai mengurangi nilai moral kehidupan
masyarakat, sehingga dikatakan tidak indah. Yang tidak indah harus
disingkirkan dan digantikan dengan yang indah. Yang indah ialah tata
nilai yang menghargai dan mengangkat martabat manusia, misalnya wanita.
Hal ini menjadi tema para sastrawan zaman Balai Pustaka, dengan tujuan
untuk merubah keadaan dan memperbaiki nasib kaum wanita. Sebagai contoh
novel yang menggambarkan keadaan ini ialah “layar terkembang” oleh Sutan
Takdir Alisyahbana, “Siti Nurbaya”
2) Kemerosotan Zaman
Keadaan yang merendahkan derajad dan nilai kemanusiaan ditandai dengan
kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku
dan perbuatan manusia yang bejad terutama dari segi kebutuhan seksual.
Kebutuhan seksual ini dipenuhinya tanpa menghiraukan ketentuan-ketentuan
hukum agama, dan moral masyarakat. Yang demikian itu dikatakan tidak
baik, yang tidak baik itu tidak indah. Yang tidak indah itu harus
disingkirkan melalui protes yang antara lain diungkapkan dalam karya
seni. Sebagai contoh ialah karya seni berupa sanjak yang dikemukakan
oleh W.S. Rendra berjudul “Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta”. Di
sini pengarang memprotes perbuatan bejad para pejabat, yang merendahkan
derajad wanita dengan mengatakan sebagai inspirasi revolusi, tetapi
tidak lebih dari pelacur.
Kesimpulan dan Saran
Pendapat saya mengenai hubungan antara manusia dan keindahan yaitu pada
dasarnya keindahan yang dapat dirasakan setiap manusia berbeda-beda
tergantung dari pandangan manusia tersebut akan suatu hal yang dapat
membuatnya merasa tentram dan nyaman. hal yang membuat pandangan dari
masing-masing manusia berbeda-beda yakni kadar pengetahuan manusia itu
sendiri akan nilai estetika. karena perbedaan inilah penilaian seseorang
akan suatu karya seni ataupun pemandangan dapat berbeda-beda.
Bab VI
Manusia dan Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata dasar derita. Sementara itu kata derita
merupakan serapan dari bahasa sansekerta, menyerap kata dhra yang
memiliki arti menahan atau menanggun. Jadi dapat diartikan penderitaan
merupakan menanggung sesuatu yang tidak meyenakan. Penderitaaan dapat
muncul secara lahiriah, batiniah atau lahir-batin. Penderitaan secara
lahiriah dapat timbul karena adanya intensitas komkosisi yang mengalami
kekurangan atau berlebihan, seperti akibat kekurangan pangan menjadi
kelaparan, atau akibat makan terlalu banyak menjadi kekenyangan, tidak
dapat dipungkiri keduanya dapat menimbulkan penderitaan. Adapula kondisi
alam yang ekstrem, seperti ketika terik matahari membuat kepanasan,
atau saat kehujanan membuat kedinginan.
Ada pula penderitaan yang secara lahiriah seperti sakit hati karena
dihina, sedih karena kerabat meninggal, putus asa karena tidak lulus
ujian. Atau penyesalan karena tidak melakukan yang diharapkan. Sementara
yang lahir-batin dapat muncul dikarenakan penderitaan pada sisi yang
satu berdampak pada sisi yang lain atau dengan kata lain penderitaan
lahiriah memicu penderitaan batiniah atau sebaliknya. Misal akibat
kehujanan badan menjadi kedinginan namun tidak ada tempat berteduh
akibatnya mendongkol, risau atau menangis. Ada pula karena putus asa
tidak lulus ujian menjadi tidak mau makan dan menimbulkan perut sakit.
Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, dari yang terberat hingga
ringgan. Persepsi pada setiap orang juga berpengaruh menentukan
intensitas penderitaan. Suatu kejadian dianggap penderitaan oleh
seseorang belum tentu dianggap penderitaan bagi orang lain. Dalam artian
suatu permasalahan sederhana yang dibesar-besarkan akan menjadi
penderitaan mendalam apabila disikapi secara reaksioner oleh individu.
Ada pula masalah yang sangat urgen disepelekan juga dapat berakibat
fatal dan menimbulkan kekacauan kemudian terjadi penderitaan.
Manusia tidak dapat mengatakan setiap situasi masalahnya sama,
penderitaanya sama solusinyapun sama. Penderitaan bersifat universal
dapat datang kepada siapapun tidak peduli kaya maupun miskin, tua maupun
muda. Penderitaan dapat muncul kapanpun dan dimanapun. Semisal saat
seminar di siang hari, suasana pengap, ada kipas anginpun masih
kipas-kipas membayangkan ruang ber AC, dan pulang tidur merentangkan
badan di kasur empuk. Atau makan buah segar dan minum air dingin. Namun
pasien rumah sakit di ruang VIP, tidur di kasur empuk ruang ber-AC,
banyak buah segar dan air segar di kulkas, merasa tidak betah dan ingin
cepat pulang. Ada lagi orang yang tidak mempunyai uang merasa menderita
tidak dapat wisata saat liburan, namun ada pula orang yang berpergian
membawa uang banyak tanpa bekal hendak liburan ternyata mobil mogok di
daerah yang jauh dari permukiman, dan saat makan siang tiba, rasa lapar
mulai muncur, ternyata uang tidak dapat menolong dari penderitaan karena
tidak ada barang yang bisa di beli, terlebih muncul rasa gengsi atau
keegoisan penumpang lain menambah penderitaan.
Penderitaan merupakan realita kehidupan manusia di dunia yang tidak
dapat dielakan. Orang yang bahagia juga harus siap menghadapi tantangan
hidup bila tidak yang muncul penderitaan. Dan orang yang menghadapi
cobaan yang bertubi-tubi harus berpengharapan baik akan mendapatkan
kebahagian. Karena penderitaan dapat menjadi energi untuk bangkit
berjuang mendapatkan kebahagian yang lalu maupun yang akan datang.
Akibat penderitaan yang bermacam-macam manusia dapat mengambil hikmah
dari suatu penderitaan yang dialami namun adapula akibat penderitaan
menyebabkan kegelapan dalam kehidupan.
Sehingga penderitaan merupakan hal yang bermanfaat apabila manusia
dapat mengambil hikmah dari penderitaan yang dialami. Adapun orang yang
berlarut-larut dalam penderitaan adalah orang yang rugi karena tidak
melapaskan diri dari penderitaan dan tidak mengambil hikmak dan
pelajaran yang didapat dari penderitaan yang dialami.
Penderitaan juga dapat “menular” dari seseorang kepada orang lain.
Misal empati dari sanak-saudara untuk membantu melepaskan penderitaan.
Atau sekedar simpati dari orang lain untuk mengambil pelajaran dan
perenungan.
Contoh gamblam penderitaan manusia yang dapat diambil hikmahnya
diantaranya tokoh filsafat ekistensialisme Kierkegaard (1813-1855)
seorang filsafat asal Denmark yang sebelum menjadi filsafat besar, sejak
masa kecil banyak mengalami penderitaan. Penderitaan yang menimpanya,
selain melankoli karena ayahnya yang pernah mengutuk Tuhan dan berbuat
dosa melakukan hubungan badan sebelum menikah dengan ibunya, juga
kematian delapan orang anggota keluarganya, termaksud ibunya, selama dua
tahun berturut-turut. Peristiwa ini menimbulkan penderitaan yang
mendalam bagi Soren Kierkegaard, dan ia menafsirkan peristiwa ini
sebagai kutukan Tuhan akibat perbuatan ayahnya. Keadaan demikian,
sebelum Kierkegaard muncul sebagai filsuf, menyebabkan dia mencari jalan
membebaskan diri (kompensasi) dari cengkraman derita dengan jalan
mabuk-mabukan. Karena derita yang tak kunjung padam, Kierkegaard mencoba
mencari “hubungan” dengan Tuhannya, bersamaan dengan keterbukaan hati
ayahnya dari melankoli. Akhirnya ia menemukan dirinya sebagai seorang
filsuf eksistensial yang besar.
Penderitaan Nietzsche (1844-1900), seorang filsuf Prusia, dimulai
sejak kecil, yaitu sering sakit, lemah, serta kematian ayahnya ketika ia
masih kecil. Keadaan ini menyebabkan ia suka menyendiri, membaca dan
merenung diantara kesunyian sehingga ia menjadi filsuf besar.
Lain lagi dengan filsuf Rusia yang bernama Berdijev (1874-1948).
Sebelum dia menjadi filsuf, ibunya sakit-sakitan. Ia menjadi filsuf juga
akibat menyaksikan masyarakatnya yang sangat menderita dan mengalami
ketidakadilan.
Sama halnya dengan filsuf Sartre (1905-1980) yang lahir di Paris,
Perancis. Sejak kecil fisiknya lemah, sensitif, sehingga dia menjadi
cemoohan teman-teman sekolahnya. Penderitaanlah yang menyebabkan ia
belajar keras sehingga menjadi filsuf yang besar.
Masih banyak contoh lainnya yang menunjukkan bahwa penderitaan tidak
selamanya berpengaruh negatif dan merugikan, tetapi dapat merupakan
energi pendorong untuk menciptakan manusia-manusia besar.
BAB VII
Manusia dan Keadilan
Manusia dan Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang. Menurut sebagian besar,
keadilan memiliki tingkat kepentingan yang besar. John Rawls, filsuf
Amerika Serikat yang dianggap salah satu filsuf politik terkemuka abad
ke-20, menyatakan bahwa “Keadilan adalah kelebihan (
virtue)
pertama dari institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran pada sistem
pemikiran” . Tapi, menurut kebanyakan teori juga, keadilan belum lagi
tercapai: “Kita tidak hidup di dunia yang adil”. Kebanyakan orang
percaya bahwa ketidakadilan harus dilawan dan dihukum, dan banyak
gerakan sosial dan politis di seluruh dunia yang berjuang menegakkan
keadilan. Tapi, banyaknya jumlah dan variasi teori keadilan memberikan
pemikiran bahwa tidak jelas apa yang dituntut dari keadilan dan realita
ketidakadilan, karena definisi apakah keadilan itu sendiri tidak jelas.
keadilan intinya adalah meletakkan segala sesuatunya pada tempatnya.
Teori Keadilan John Rawls Pemahaman Sederhana
Di dalam perkembangan pemikiran filsafat hukum dan teori
hukum, tentu tidak lepas dari konsep keadilan. Konsep keadilan tindak
menjadi monopoli pemikiran satu orang ahli saja. Banyak para pakar dari
berbegai didiplin ilmu memberikan jawaban apa itu keadilan. Thomas
Aqunas, Aristoteles, John Rawls, R. Dowkrin, R. Nozick dan Posner
sebagian nama yang memberikan jawaban tentang konsep keadilan.
Dari beberapa nama tersebut John Rawls, menjadi salah satu ahli yang
selalu menjadi rujukan baik ilmu filsafat, hukum, ekonomi, dan politik
di seluruh belahan dunia, tidak akan melewati teori yang dikemukakan
oleh John Rawls. Terutama melalui karyanya
A Theory of Justice,
Rawls dikenal sebagai salah seorang filsuf Amerika kenamaan di akhir
abad ke-20. John Rawls dipercaya sebagai salah seorang yang memberi
pengaruh pemikiran cukup besar terhadap diskursus mengenai nilai-nilai
keadilan hingga saat ini.
Akan tetapi, pemikiran John Rawls tidaklah mudah untuk dipahami,
bahkan ketika pemikiran itu telah ditafsirkan ulang oleh beberapa ahli,
beberapa orang tetap menggap sulit untuk menangkap konsep kedilan John
Rawls. Maka, tulisan ini mencoba memberikan gambaran secara sederhana
dari pemikiran John Rawls, khususnya dalam buku
A Theory of Justice.
Kehadiran penjelasan secara sederhana menjadi penting, ketika disisi
lain orang mengangap sulit untuk memahami konsep keadilan John Rawls.
Teori keadilan Rawls dapat disimpulkan memiliki inti sebagai berikut:
- Memaksimalkan kemerdekaan. Pembatasan terhadap kemerdekaan ini hanya untuk kepentingan kemerdekaan itu sendiri,
- Kesetaraan bagi semua orang, baik kesetaraan dalam kehidupan sosial maupun kesetaraan dalam bentuk pemanfaatan kekayaan alam (“social goods”). Pembatasan dalam hal ini hanya dapat dizinkan bila ada kemungkinan keuntungan yang lebih besar.
- Kesetaraan kesempatan untuk kejujuran, dan penghapusan terhadap ketidaksetaraan berdasarkan kelahiran dan kekayaan.
Untuk meberikan jawaban atas hal tersebut, Rows melahirkan 3 (tiga)
pronsip kedilan, yang sering dijadikan rujukan oleh bebera ahli yakni:
- Prinsip Kebebasan yang sama (equal liberty of principle)
- Prinsip perbedaan (differences principle)
- Prinsip persamaan kesempatan (equal opportunity principle)
Rawls berpendapat jika terjadi benturan (konflik), maka:
Equal liberty principle harus diprioritaskan dari pada prinsip-prinsip yang lainnya. Dan,
Equal opportunity principle harus diprioritaskan dari pada
differences principle.
BAB VIII
Manusia dan Pandangan Hidup
Pengertian Pandangan Hidup
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu
bersifat kodrati karena ia menentukan masa depan seseorang. Pandangan
hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan,
pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu
merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah
menurut waktu dan tempat hidupnya. Dengan demikian pandangan hidup itu
bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan
melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sehingga hasil
pemikiran itu dapat diuji kenyataannya. Hasil pemikiran itu dapat
diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar itu manusia
menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau
petunjuk yang disebut pandangan hidup. Pandangan hidup berdasarkan
asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
- Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
- Pandangan hidup yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada suatu Negara
- Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai
pendukung suatu organisasi, maka panandangan hidup itu disebut
ideology. Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsure-unsur yaitu :
cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan. CIta-cita ialah apa
yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha atau perjuangan.
Tujuan yang hendak dicapai ialah kebajikan, yaitu segala hal yang baik
yang membuat manusia makmur, bahagia, damai, tentram. Usaha atau
perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan.
Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmana,
dan kepercayaan kepada Tuhan.
cita-cita,
Menurut kamus umum bahasa Indonesia cita-cita adalah keinginan,
harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan,
maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa
mendatang. Dengan demikian cita-cita merupakan pandangan masa depan,
merupakan pandangan hidup yang akan dating. Pada umumnya cita-cita
merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi, dengan
perkataan lain : cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan
manusia yang makin tinggi tingkatannya.
Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi,
maka cita-cita itu disebut angan-angan. Disini persyaratan dan
kemampuan tidak/belum dipenuhi sehingga usaha untuk mewujudkan cita-cita
itu tidak mungkin dilakukan. Antara masa sekarang yang merupakan
realita dengan masa yang akan dating sebagai ide atau cita-cita terdapat
jarak waktu. Dapatkan seseorang mencapai apa yang dicita-citakannya
tergantung dari 3 faktor; pertama factor manusia yang memiliki
cita-cita, kedua kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang
dicita-citakannya dan ketiga seberapa tinggikah cita-cita yang hendak
dicapai.
Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan
pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yagn sesuai
dengan norma-norma agama dan etika. Manusia berbuat baik, karena menurut
kodratnya manusia itu baik, mahluk bermoral. Atas dorongan suara
hatinya manusia cenderung berbuat baik.. Sebagai mahluk pribadi, manuda
dapat menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang buruk. Baik dan
buruk itu ditentukan oleh suara hati. Suara hati adalah semacam bisikan
didalam hati yang mendesak seseorang, untuk menimbang dan menentukan
baik buruknya suatu perbuatan, tindakan atau tingkah laku. Jadi suara
hati dapat merupakan hakin untuk diri sendiri.
Suara hati selalu memilik yang baik, sebab itu ia selalu
mendesak orang untuk berbuat yang baik bagi dirinya. Oleh karena itu,
kalau seseorang berbuat sesuatu sesuai dengan bisikan hatinya, maka
orang tersebut perbuatannya pasti baik. Jadi berbuat dan bertindak
menurut suara hati, maka tindakan itu adalah baik. Jadi baik atau buruk
itu dilihat menurut suara hati sendiri. Meskipun demikian harus dinilai
dan diukur menurut suatu atau pendapat umum. Jadi kebajikan adalah
perbuatan yang sesuai dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan
hukum Tuhan. Kebajikan manusia nyata dan dapat dirasakan dalam tingkah
lakunya, karena tingkah laku bersumber pada pandangan hidup, maka setiap
orang memiliki tingkah laku sendiri-sendiri, sehingga tingkah laku
setiap orang berbeda-beda. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku
seseorang adalah: factor pembawaan, factor lingkungan dan pengalaman.
Usaha/perjuangan
Usaha /perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita.
Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak/ilmu maupun denan
tenaga/jasmani, atau dengan kedua-duanya. Kerja keras pada dasarnya
menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Untuk bekerja
keras manusia dibatasi oleh kemampuan, karena kemampuan terbatas timbul
perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya,
keyakinan/kepercayaan.
Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari
akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof.Dr.Harun Nasution, ada 3 aliran
filsafat yaitu
aliran naturalisme; hidup manusia itu dihubungkan dengan
kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari
nature, dan itu dari Tuhan. Tetapi yang tidak percaya pada Tuhan, nature
itulah yang tertinggi. Aliran naturalisme berisikan spekulasi mungkin
ada Tuhan mungkin juga tidak ada
aliran intelektualisme; dasar aliran ini adalah logika/akal.
Manusia mengutamakan akal. Dengan akal manusia berpikir, mana yang benar
menurut akal itulah yang baik, walaupun bertentangan dengan kekuatan
hati nurani. Manusia yakin bahwa dengan kekuatan piker (akal) kebajikan
itu dapat dicapai dengan sukses. Dengan akal diciptakan teknologi,
teknologi adalah alat Bantu mencapai kebajikan yang maksimal, walaupun
mungkin teknologi memberi akibat yang bertentangan dengan akal. Apabila
aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia
itu bermula dari akal. Jadi pandangan hidup ini dilandasi oleh keyakinan
kebenaran yang diterima akal.Benar menurut akal itulah yang baik.
Manusia yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh dengan akal (ilmu
dan teknologi). Pandangan hidup ini disebut liberalisme. Kebebasan akal
menimbulkan kebebasan bertingkah laku dan berbuat, walaupun tingkah
lakudan perbuatannya itu bertentangan dengan hati nurani. Kebebasan akal
lebih ditekankan pada setiap individu. Karena itu individu yang berakal
(berilmu dan berteknologi) dapat menguasai individu yang berpikir
rendah (bodoh)
aliran gabungan. Dasar aliran ini idalah kekuatan gaib dan
juga akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan,
percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah
dasar kebudayaan, yang menentukan benar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu
dinilai dengan akal, baik sebagai logika berpikir maupun sebagai rasa
(hati nurani). Jadi apa yang benar menurut logika berpikir juga dapat
diterima oleh hati nurani. Apabial aliran ini dihubungkan dengan
pandangan hidup, maka akan timbil dua kemungkinan pandangan hidup.
Apabila keyakinan lebih berat didasarkan pada logika berpikir, sedangkan
hati nurani dinomorduakan, kekuatan gaib dari Tuhan diakui adanya
tetapi tidak menentukan, dan logika berpikir tidak ditekankan pada
logika berpikir individu, melainkan logika berpikir kolektif
(masyarakat), pandangan hidup ini disebut sosialisme. Apabila dasar
keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan akal, kedua-duanya mendasari
keyakinan secara berimbang, akan dalam arti baik sebagia logika berpikir
maupun sebagai daya rasa (hati nurani), logika berpikir baik secara
individual maupun secara kolektif panangan hidup ini disebut
sosialisme-religius. Kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan menurut
logika berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani, semuanya itu
berkat karunia Tuhan.
Langkah-langkah berpandangan hidup yang baik :
- mengenal
- mengerti
- menghayati
- meyakini
- mengabdi
- mengamankan
-
BAB IX
Manusia dan Tanggung Jawab
Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga
bertanggung jawab adalah kewajiban menanggung, memikul jawab,
menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawaban dan menanggung
akibatnya. Tanggungjawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggungjawab
juga juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajibannya. Seseorang mau bertanggungjawab karena ada kesadaran atau
keinsafan atau pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya dan atas
kepentingan pihak lain. Timbulnya tanggungjawab itu karena manusia itu
hidup bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam. Tanggungjawab itu
bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa
setiap manusia pasti dibebani dengan tanggungjawab. Apabila ia tidak mau
bertanggungjawab, maka akan ada pihal lain yang memaksa tanggungjawab
itu. Dengan demikian tanggungjawab itu dapat dilihat dari dua sisi,
yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain.
Dari sisi pembuat ia harus menyadari akibat perbuatannya itu, dengan
demikian ia sendiri pula yang harus memulihkan ke dalam keadaan baik.
Daari sisi pihak lain, apabila si pembuat tidak mau bertanggungjawab,
pihak lain yang akan memulihkan baik dengan cara individual maupun
dengan cara masyarakat.
Apabila dikaji, tanggungjawab itu adalah kewajiban atau
beban yang harus dipikul atau dipenuhi sebagai akibat dari pebuatan
pihak yang berbuat, atau sebagai akibat dari perbuatan pihak lain, atau
sebagai pengabdian pada pihak lain. Kewajiban atau beban itu ditujukan
untuk kebaikan pihak yang berbuat sendiri atau pihak lain dengan
keseimbangan, keserasian keselarasan antara sesama manusia,
antara manusia dan lingkungan, antara manusia dan Tuhan selalu
dipelihara dengan baik. Tanggungjawab itu cirri manusia beradab
(berbudaya). Manusia merasa bertanggungjawab karena ia menyadari akibat
baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain
memerlukan pengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau
meningkatkan kesadaan bertanggungjawab perlu ditempuh usaha melalui
pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan takwa terhadap Tuhan.
Macam-macam Tanggungjawab :
- Tanggungjawab terhadap diri sendiri
- Tanggungjawab terhadap Keluarga
- Tanggungjawab terhadap masyarakat
- Tanggungjawab terhadap bangsa / negara
- Tanggungjawab terhadap Tuhan
Pengabdian dan Pengorbanan
Wujud tanggungjawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan.
Pengabdian dan pegorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan
manusia itu sendiri. Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa
pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta
kasih sayang, norma, atau satu ikatan dari semua itu dilakukan dengan
ikhlas. Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa tanggungjaab. Apabila
orang bekerja keras sehari penuh untuk mencapai kebutuhan, hal itu
berarti mengabdi keapada keluarga. Manusia tidak ada dengan sendirinya,
tetapi merupakan mahluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia
wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri
sepenuhnya kepada uhan, dan merupakan perwujudan tanggungjawab kepad
Tuhan.
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti
persembahan, sehingga pengorbanan berarati pemberian untuk menyatakan
kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu
mengandung keikhalasan yangtidak menganadung pamrih. Suatu pemberian
yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata.
Perbedaan antara pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas. Karena
adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Antara sesame kawan sulit
dikatakan pengabdian karena kata pengabdian mengandung arti lebih rendah
tingkatannya, tetapi untuk kata pengorbanan dapat juga diterapkan kepaa
sesame teman..
Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat
berupa harta benda, pikiran dan perasaan, bahkan dapat juga berupa
jiwanya. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada
perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan sja diperlukan. Pengabdian lebih
banyak menunjuk pada perbuatan sedangkan pengorbanan lebih banyak
menunjuk pada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan,
tenaga, biaya. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, tetapi
pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.
BAB X
Manusia dan Kegelisahan
Pengertian Kegelisahaan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak
tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar,
cemas. Sehingga kegelisahan menipakan hal yang menggambarkan seseorang
tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa kawatir, tidak tenang
dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan
hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik
seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak-gerik
itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan mundar-mandir dalam
ruang tertentu sambil menundukkan kepala; memandang jauh ke depan sambil
mengepal-ngepalkan tangannya; duduk termenung sambil memegang
kepalanya; duduk dengan wajah munmg atau sayu, malas bicara; dan
lain-lain.
Kegelisahan menipakan salah satu elcspirsi dari kecemasan.
Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan
sebagai kecemasan, kekawatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau
kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara
definisi dapat disebutkan, behwa seseorang mengalami frustasi karena apa
yang diinginkan tidak tecapai.
– Sigmund Freud ahli psikoanalisa
berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu
kecemasan kenyataan (obyektit), kecemasan neorotfic dan kecemasan moril.
– a). Kecemasan obyektif
Kecemasan tentang kenyataan adalah
suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya
dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang
yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbulnya
kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang
mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada dekat dengan
benda-benda tertentu atau keadaan tertentu dari lingkungannya.
Kenyataan yang pemah dialami seseorang misalnya pemah terkejut waktu
diketahui dipakaiannya ada kecoa. Keterkejutannya itu demikian hebatnya,
sehingga kecoa merupakan binatang yang mencemaskan. Seseorang wanita
yang pemah diperkosa oleh sejumlah pria yang tidak bertanggung jawab,
sering ngeri melihat pria bila ia sendirian, lebih-lebih bila jumlahnya
sama dengan yang pemah memperkosanya. Kecemasan akibat dari kenyataan
yang pemah dialami sangat terasa bilamana pengalaman itu mengancam
eksistensi hidupnya. Karena seseorang tidak mampu mengatasinya waktu
itu, terjadilah kemudian apa yang disebut stress. Kecemasan yang dialami
oleh seorang bayi atau anak kecil dan sangat berkesan akan nampak
kembali pada waktu ia sudah dewasa, misalnya ia mendapat perlakuan yang
kejam dari ayabnya. Mungkin ia selalu cemas bila berhadapan dengan orang
yang seusia ayahnya, tetapi ada pula yang memberikan reaksi membalik :
karena ia mendendam, maka ia berusaha selalu untuk ganti berrbuat kejam
sebagai pelampiasannya.
– (b). Kecemasan neorotis (syaraf)
Kecemasan ini timbul karena
pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund Freud,
kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni :
– (1) Kecemasan yang timbul
karena penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan timbul karena
orang itu takut akan bayangannya sendiri, atau takut akan id-nya
sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini
menjadi sifat dari seseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa
seseuatu yang hebat akan terjadi.
Contoh :
– Didi anak laki-laki
berumur 10 tahun. Ia duduk di kelas V SD. Pada suatu hari ia diberitahu
ayahnya, bahwa bulan depan ayahnya dipindahkan ke kota lain. Mereka
sekeluarga haws pindah. Sudah tentu Didi hams ikut. Jadi ia haws pindah
sekolah di kota tempat ayahnya bertugas. Ibu Didi nampak gelisah, karena
tinggal di tempat yang lama ia sudah betah, berkat adanya seorang ibu
yang aktif menguinpulkan dan memajukan ibu-ibu. Lebih-lebih Didi,
kareana baik di kampung maupun di sekolah Didi banyak kawannya. Karena
itu ia takut kalau di tempat yang barn kelak ia tidak akan merasa betah.
Bila tidak ikut pindah, akan ikut siapa; ikut pindah bagaimana di
tempat yang barn nanti. Ia takut pada bayangannya sendiri.
– (2)
Bentuk ketakutan yang tegang dan irrasional (phobia). Bentuk khusus dari
phobia adalah, bahwa intensitet ketakutan melebihi proporsi yang
sebenamya dari obyek
– yang ditakutkannya. Misalnya seorang gadis takut memegang benda
yang terbuat dari karet. Ia tidak mengetahui sebab ketakutan tersebut,
setelah dianalisis; ketika masih kecil dulu ia sering diberi balon karet
oleh ayahnya, satu untuk dia dan satu untuk adiknya. Dalam suatu
pertengkaran ia memecahkan balon adiknya, sehingga ia mendapat hukuman
yang keras dari ayahnya. Hukuman yang didapatnya dan perasaan bersalah
menjadi terhubung dengan balon karet.
– (3) Rasa takut lain ialah
rasa gugup, gagap dan sebagainya. Reaksi ini munculnnya secara tiba-tiba
tanpa ada provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan
meredakan din yang bertujuan untuk membebaskan seseorang dari kecemasan
neorotis yang sangat menyakitkan dengan jalan melakukan sesuatu yang
dikehendaki oleh id meskipun ego dan superego melarangnya.
Contoh :
– Seseorang yang tidak biasa menyanyi atau bicara didepan umum,
sekonyong-konyong diminta untuk menyanyi atau berpidato, maka ia
gelisah, gemetar, dan hilang keseimbangan, sehingga sulit berbicara atau
menyanyi.
– (c). kecemasan moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi
seseorang.Tiap pribadi memiliki bennacam-macam emosi antara lain: hi,
benci, dendam, dengki, marah, gelisah, cinta, rasa kurang.
Rasa iri,
benci, dengki, dendam itu merupakan sebagian dari pemyataan individu
secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat. Oleh karena itu
sering alasan untuk iri, benci, dengki itu kurang dapat dipahami orang
lain.
Sifat-sifat seperti itu adalah sifat yang tidak terpuji,
bahkan mengakibatkan manusia akan merasa khawatir, takut, cemas, gelisah
dan putus asa. Misalnya seseorang yang merasa dirinya kurang cantik,
maka dalam pergaulannya ia terbatas kalau tidak tersisihkan, sementara
itu ia pun tidak berprestasi dalam berbagai kegiatan, sehingga
kawan-kawannya lebih dinilai sebagai lawan. Ketidakmampuannya menyamai
kawan-kawannya demikian menimbulkan kecemasan moril.
Sebab sebab orang gelisah
- Orang gelisah disebabkan olh banyak hal yang membuat
orang itu merasa batinya tertekan dan membuat orang itu merasa tidak
nyaman dalm kondisi tersebut
– Contoh : orang yang gelisah
mengetahui nilai yang didapat disekolah sangat jelek dan merasa takut
untuk diberitahukan kepada orang tuanya
Keterasingan
- Keterasingan berasal dari kata terasing,dan kata itu
adalah dari kata asing.kata asing berarti sendiritidak dikenal orang,
sehingga kata terasiing berarti, tersisihkan dari pergaulan atau
terpencil
Kesepian
- Kesepaian barasal dari kata sepi yang berarti sunyi
atau lenggang, sehingga kata kesepian berarti merasa hampa tanpa ada
yang terjadi
Ketidakpastian
- Ketidak pastian berasal dari dari kata pasti artinya
tidak menentu , tidak dapat ditentukan, tidak tahu tanpa arah yang
jelas, tanpa asal-usul yang jelas
BAB X
Manusia dan Kegelisahan
Pengertian Kegelisahaan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak
tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar,
cemas. Sehingga kegelisahan menipakan hal yang menggambarkan seseorang
tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa kawatir, tidak tenang
dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan
hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik
seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak-gerik
itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan mundar-mandir dalam
ruang tertentu sambil menundukkan kepala; memandang jauh ke depan sambil
mengepal-ngepalkan tangannya; duduk termenung sambil memegang
kepalanya; duduk dengan wajah munmg atau sayu, malas bicara; dan
lain-lain.
Kegelisahan menipakan salah satu elcspirsi dari kecemasan.
Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan
sebagai kecemasan, kekawatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau
kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara
definisi dapat disebutkan, behwa seseorang mengalami frustasi karena apa
yang diinginkan tidak tecapai.
– Sigmund Freud ahli psikoanalisa
berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu
kecemasan kenyataan (obyektit), kecemasan neorotfic dan kecemasan moril.
– a). Kecemasan obyektif
Kecemasan tentang kenyataan adalah
suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya
dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang
yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbulnya
kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang
mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada dekat dengan
benda-benda tertentu atau keadaan tertentu dari lingkungannya.
Kenyataan yang pemah dialami seseorang misalnya pemah terkejut waktu
diketahui dipakaiannya ada kecoa. Keterkejutannya itu demikian hebatnya,
sehingga kecoa merupakan binatang yang mencemaskan. Seseorang wanita
yang pemah diperkosa oleh sejumlah pria yang tidak bertanggung jawab,
sering ngeri melihat pria bila ia sendirian, lebih-lebih bila jumlahnya
sama dengan yang pemah memperkosanya. Kecemasan akibat dari kenyataan
yang pemah dialami sangat terasa bilamana pengalaman itu mengancam
eksistensi hidupnya. Karena seseorang tidak mampu mengatasinya waktu
itu, terjadilah kemudian apa yang disebut stress. Kecemasan yang dialami
oleh seorang bayi atau anak kecil dan sangat berkesan akan nampak
kembali pada waktu ia sudah dewasa, misalnya ia mendapat perlakuan yang
kejam dari ayabnya. Mungkin ia selalu cemas bila berhadapan dengan orang
yang seusia ayahnya, tetapi ada pula yang memberikan reaksi membalik :
karena ia mendendam, maka ia berusaha selalu untuk ganti berrbuat kejam
sebagai pelampiasannya.
– (b). Kecemasan neorotis (syaraf)
Kecemasan ini timbul karena
pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund Freud,
kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni :
– (1) Kecemasan yang timbul
karena penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan timbul karena
orang itu takut akan bayangannya sendiri, atau takut akan id-nya
sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini
menjadi sifat dari seseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa
seseuatu yang hebat akan terjadi.
Contoh :
– Didi anak laki-laki
berumur 10 tahun. Ia duduk di kelas V SD. Pada suatu hari ia diberitahu
ayahnya, bahwa bulan depan ayahnya dipindahkan ke kota lain. Mereka
sekeluarga haws pindah. Sudah tentu Didi hams ikut. Jadi ia haws pindah
sekolah di kota tempat ayahnya bertugas. Ibu Didi nampak gelisah, karena
tinggal di tempat yang lama ia sudah betah, berkat adanya seorang ibu
yang aktif menguinpulkan dan memajukan ibu-ibu. Lebih-lebih Didi,
kareana baik di kampung maupun di sekolah Didi banyak kawannya. Karena
itu ia takut kalau di tempat yang barn kelak ia tidak akan merasa betah.
Bila tidak ikut pindah, akan ikut siapa; ikut pindah bagaimana di
tempat yang barn nanti. Ia takut pada bayangannya sendiri.
– (2)
Bentuk ketakutan yang tegang dan irrasional (phobia). Bentuk khusus dari
phobia adalah, bahwa intensitet ketakutan melebihi proporsi yang
sebenamya dari obyek
– yang ditakutkannya. Misalnya seorang gadis takut memegang benda
yang terbuat dari karet. Ia tidak mengetahui sebab ketakutan tersebut,
setelah dianalisis; ketika masih kecil dulu ia sering diberi balon karet
oleh ayahnya, satu untuk dia dan satu untuk adiknya. Dalam suatu
pertengkaran ia memecahkan balon adiknya, sehingga ia mendapat hukuman
yang keras dari ayahnya. Hukuman yang didapatnya dan perasaan bersalah
menjadi terhubung dengan balon karet.
– (3) Rasa takut lain ialah
rasa gugup, gagap dan sebagainya. Reaksi ini munculnnya secara tiba-tiba
tanpa ada provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan
meredakan din yang bertujuan untuk membebaskan seseorang dari kecemasan
neorotis yang sangat menyakitkan dengan jalan melakukan sesuatu yang
dikehendaki oleh id meskipun ego dan superego melarangnya.
Contoh :
– Seseorang yang tidak biasa menyanyi atau bicara didepan umum,
sekonyong-konyong diminta untuk menyanyi atau berpidato, maka ia
gelisah, gemetar, dan hilang keseimbangan, sehingga sulit berbicara atau
menyanyi.
– (c). kecemasan moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi
seseorang.Tiap pribadi memiliki bennacam-macam emosi antara lain: hi,
benci, dendam, dengki, marah, gelisah, cinta, rasa kurang.
Rasa iri,
benci, dengki, dendam itu merupakan sebagian dari pemyataan individu
secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat. Oleh karena itu
sering alasan untuk iri, benci, dengki itu kurang dapat dipahami orang
lain.
Sifat-sifat seperti itu adalah sifat yang tidak terpuji,
bahkan mengakibatkan manusia akan merasa khawatir, takut, cemas, gelisah
dan putus asa. Misalnya seseorang yang merasa dirinya kurang cantik,
maka dalam pergaulannya ia terbatas kalau tidak tersisihkan, sementara
itu ia pun tidak berprestasi dalam berbagai kegiatan, sehingga
kawan-kawannya lebih dinilai sebagai lawan. Ketidakmampuannya menyamai
kawan-kawannya demikian menimbulkan kecemasan moril.
Sebab sebab orang gelisah
- Orang gelisah disebabkan olh banyak hal yang membuat
orang itu merasa batinya tertekan dan membuat orang itu merasa tidak
nyaman dalm kondisi tersebut
– Contoh : orang yang gelisah
mengetahui nilai yang didapat disekolah sangat jelek dan merasa takut
untuk diberitahukan kepada orang tuanya
Keterasingan
- Keterasingan berasal dari kata terasing,dan kata itu
adalah dari kata asing.kata asing berarti sendiritidak dikenal orang,
sehingga kata terasiing berarti, tersisihkan dari pergaulan atau
terpencil
Kesepian
- Kesepaian barasal dari kata sepi yang berarti sunyi
atau lenggang, sehingga kata kesepian berarti merasa hampa tanpa ada
yang terjadi
Ketidakpastian
- Ketidak pastian berasal dari dari kata pasti artinya
tidak menentu , tidak dapat ditentukan, tidak tahu tanpa arah yang
jelas, tanpa asal-usul yang jelas
BAB XI
Manusia dan Harapan
Pengertian Harapan
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya
sesuatu terjadi, sehingga harapan dapat diartikan sesuatu yang
diinginkan dapat terjadi. Yang dapat disimpulkan harapan itu menyangkut
permasalahan masa depan. Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang
tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan
meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan – pesan
kepada ahli warisnya.Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan,
pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing – masing. Misalnya,
Budi hanya mampu membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan untuk
membeli mobil. Seorang yang mempunyai harapan yang berlebihan terkadang
akan berakibat menjadi tertawaan orang banyak seperti pribahasa “Si
pungguk merindukan bulan”, walaupun tidak ada yang tidak mungkin didunia
ini bila Tuhan berkehandak. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik
kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Agar harapan dapat terwujud, maka diperlukan usaha dengan
sungguh – sungguh, berdoa dan pada akhirnya bertawakal agar harapan itu
dapat terwujud.
Apa Sebab Manusia Mempnyai Harapan
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap
lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu interaksi hidup, yakni
ditengah suatu keluarga atau sebagai anggota masyarakat. Tidak ada satu
manusiapun yang luput dari interaksi hidup. Ditengah – tengah yang
lainnya, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik / jasmani
maupun mental / spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup
berinteraksi dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan
kebutuhan hidup.
- Dorongan kodrat, ialah sifat, keadaan atau pembawaan alamiah yang
sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh
Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, berkata,
mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan
untuk itu semua.
- Dorongan kebutuhan hidup, sudah kodratnya bahwa manusia mempunyai
bermacam – macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis
besarnya dapat dibedakan atas kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manuis itu ialah :
a) Kelangsungan hidup (survival)
b) Keamanan (safety)
c) Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
d) Diakui linkungan (status)
e) Perwujudan cita – cita (self actualization)
Pengertian Doa
Berdo’a adalah salah satu pedang bagi umat muslim, maka dari
itu kita sebagai umat islam harus sering-seringlah berdo’a kepada Allah
swt. karena Allah swt sangat senang sekali kepada hamba yang selalu
berdo’a kepada-Nya. Bahkan kita di katakan sombong kalau tidak pernah
berdo’a kepada-Nya. Maka dari itu kali ini saya akan mencoba menerangkan
tentang
Pengertian Do’a. Pertama-tama saya akan menjelaskan terlebih dahulu pengertian
Do’a menurut Bahasa dan juga
menurut Syari’at.
Menurut Bahasa Do’a adalah meminta pertolongan kepada yang
lebih tinggi (bisa diharpiahkan usia) dari kita, seperti contoh apabila
kita meminta pertolongan kepada kakak kita untuk mengambilkan sesuatu
barang itu di sebut sebagai do’a menurut bahasa. Berbeda dengan kita
meminta pertolongan kepada yang lebih rendah (bisa di harpiahkan usia)
dari kita maka itu di sebut
Perintah. Seperti contoh kita menyuruh adik kita membawakan sesuatu barang itu di sebut
Perintah bukan
Do’a menurut bahasa.
Sedangkan
Menurut Syari’at Do’a adalah memohon dan meminta
pertolongan kepada Allah swt akan apa-apa yang kita inginkan serta
Memohon sesuatu yang bermanfaat dan memohon terbebas atau tercegah dari
sesuatu yang memadharatkan
Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau
meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan
dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. maka jelaslah kepada
kita, bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran. Ada jenis
pengetahuan yang dimilik seseorang, bukan karena merupakan hasil
penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang lain. Kebenaran
pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karma orang
lain itu dapat dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi masalahnya,
melainkan orang yang memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak.
Pengetahuan yang diterima dari orang lain atas kewibawaannya itu disebut
kepercayaan. Makin besar kewibawaan yang memberitahu mengenai
pengetahuan itu makin besar kepercayaan.
Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan
artinya diberitahukan oleh Tuhan – langsung atau tidak langsung kepada
manusia. Kewibawaan pemberi kebenaran itu ada yang melebihi besamya .
Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Hak
berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri menimbulkan juga hak ber
agama menurut keyakinan.
Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib
menerima dan menghormati kepercayaan orang yang beragama itu, Dasarnya
ialah keyakinan masing-masing.
Berbagai Kepercayaan Dan Usaha Meningkatkannya
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
- Kepercayaan pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah,
dirinya dapat menang, dirinya mampu mengerjakan apa yang diserahkan atau
dipercayakan kepadanya.
- Kepercayaan kepada orang lain, dimana orang percaya terhadap kata hati, perbuatanya sesuai atau terhadap kebenaran orang lain.
- Kepercayaan kepada pemerintah, karena pada dasarnya negara
berorientasi pada Tuhan dan kepentingan rakyat, sudah seharusnya kalau
sebagai warga negara mempercayai pemerintah / negara.
- Kepercayaan kepada Tuhan, merupakan hal yang sangat penting percaya
kepada Tuhan. Dikarenakan keberadaan manusia yang tidak dengan
sendirinya melainkan diciptakan oleh Tuhannya.
Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya
kepada Tuhannya. Usaha itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi
dan lingkungan. Usaha itu antara lain :
- Meningkatkan ketakwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah.
- Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat.
- Meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong, dermawan dan sebagainya.
- Mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan.
- Menekan perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah dan sebagainya
Sumber:
Seri Diktat Kuliah MKDU: Ilmu Budaya Dasar karya Widyo Nugroho dan Achmad Muchji, Universitas Gunadarma
http://vaniaibd.blogspot.com/2013/01/manusia-dan-keadilan.html
Sumber:
Wikipedia.com/budaya-dasar
http://blog.uin-malang.ac.id/gudangmakalah/2011/06/17/manusia-dan-keindahan/
http://hannajudika.tripod.com/Karya.htm
http://www.ujank.web.id/Coretan-Tugas/konsepsi-ibd-dalam-kesusastraan.html http://indraspamungkas.wordpress.com/2012/07/04/konsepsi-ilmu-budaya-dasar-dalam-kesusastraan/
Sumber :
http://fauzanstone.wordpress.com/